Tuesday, April 12, 2016

Pembahasan Tentang GOD SPOT

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Otak merupakan organ yang sangat penting dan menakjubkan dalam tubuh manusia. Organ ini berfungsi untuk mengendalikan sistem syaraf  pusat agar tubuh bisa bekerja dengan normal. Otak menjadi kajian yang menarik bagi peneliti. Yang cukup menghebohkan adalah penemuan tentang adanya titik Tuhan (God Spot) dalam di otak manusia. Apakah yang dimaksud dengan God Spot atau titik Tuhan tersebut?
Sekelompok ilmuan pakar syaraf  dari Universitas California San Diego, yang diketuai oleh Dr Ramachandran pada tahun 1997 melakukan sebuah peneilitian yang disebut God Spot atau God Module. God Spot adalah salah satu titik di dalam otak manusia yang berhubungan dengan Tuhannya. Dengan kata lain, terdapat syaraf kecil di dalam otak manusia yang dapat merespon dari aspek agama dan Ketuhanan.
Kecerdasan spiritual (spiritual Quotient), pertama kali digagas oleh Danah Zohar dari Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford University. Pembuktian temuan mereka secara ilmiah oleh Michael Persinger awal 1990-an dan oleh VS Rama Chandran dan tim-nya dari California University, yang menemukan eksistensi God Spot (Tiktik Tuhan) dalam otak manusia. God Spot sudah built-in sebagai pusat spiritual yang terletak pada jaringan syaraf otak.
God Spot terletak di antara hubungan syaraf dalam cuping-cuping temporal otak, melalui pengamatan terhadap otak dengan topografi emisi, posisi pada daerah syaraf tersebut akan bersinar apa bila subyek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan spriritual atau agama. Rekasinya berbeda-beda dan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. (orang barat menyebut God, Islam menyebut Allah, dan lain-lain), aktifitas cuping temporal ini selama bertahun-tahun dikaitkan dengan penampakan mistis para penderita epilepsi dan pengguna obat LSD.

2. Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengkaji konsep God Spot sebagaimana yang dipahami oleh ESQ
2.      Untuk menjelaskan bagaimana sebenarnya pandangan islam terhadap konsep God Spot

3. Manfaat Penulisan

1.      Meyumbangkan sedikit pengetahuan kepada masyarakat tentang god spot atau titik tuhan
2.      Memberikan referensi kepada para mahasiswa sebagai bahan mata kuliah




BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian God Spot

God Spot merupakan kecerdasan spiritual yang telah tertanam dalam diri setiap insan ciptaan-Nya(built in). God Spot sendiri menurut riset terpercaya terletak diantara jaringan syaraf dan otak manusia .Oleh karena itu manusia selalu mencari makna hakiki dari kebahagiaan dalam kehidupannya. God Spot juga merupakan Spiritual center (Central Processor) yang tak mungkin bekerja dengan sempurna dengan konten dan nilai yang menjangkau nilai-nilai ketuhanan. Konten yang dimaksud adalah Hati dan keimanan sebagai konten utama , yang berisikan kejujuran ,amanah ,tanggungjawab ,visi ,kerjasama ,peduli ,keadilan ,dan disiplin serta taqwa .Sedangkan nilai-nilai ini diibaratkan sebagai software yang menggerakkan 3 unsur kecerdasan manusia yaitu :
·         IQ (Intelegence Quotient) ,
·         EQ (Emotional Quotient) ,
·         SQ (Spiritual Quotient).




Hati adalah unsur penting dalam kehidupan karena hati adalah sumber hidup dan pikiran sebagai quality controlnya. Nah sejauh manakah Got Spot anda ?Itu tergantung dari iman sebagai processor hati anda ,dan hati sebagai sebagai pusat hidup.
Menurut Danah Zohar, kecerdasan spiritual (God Spot) adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan diluar ego atau jiwa sadar. Untuk mengetahui kapasitas spiritual intelligence (SI)  seseorang, Zohar melakukan amatan pada tema-tema berikut:
·         Kemampuan memberikan makna yang terinspirasi oleh visi dan nilai dan nilai
·         Fleksibilitas dalam adaptasi spontan, kesadaran diri (self-awareness),
·         Kemampuan menghadapi dan mengatasi penderitaan,
·         Kemampuan mengatasi kenyerian, rasa sakit
·         Keengganan untuk berbuat yang menyebabkan kerugian yang tidak perlu;
·         Kecenderungan untuk melihat segala sesuatu secara holistik;
·         Pencarian jawaban yang fundamental atas pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana?”,
·         Kemampuan menjelaskan segala sesuatu yang lebih fundamental dan transendental.
Dan hal-hal yang menjadikan seseorang yang dalam psikologi disebut debagai field independence. 
Menurut Zohar-Marshal, seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi berpeluang menjadi servant leader. Orang ini sangat responsif dalam menggiring orang lain kearah visi dan nilai yang lebih tinggi, dan memberikan keteladanan menerapkan visi dan nilai tersebut.
“Bisa saja seorang ateis malah memiliki kecerdasan spiritual tinggi. Banyak orang menjadi ateis bukan karena argumentasi rasional tapi karena tingkah laku para pemeluk agama yang mengecewakan mereka. Misalnya, melihat orang-orang beragama yang tidak bisa menghargai perbedaan pendapat, merasa paling benar, dan suka menghakimi orang lain,” kata Zohar.
“Tidak mempersoalkan Tuhan, tapi berbuat kebaikan kepada orang banyak, adalah ciri orang yang cerdas spiritual juga. Sekarang baru terbukti secara psikologis bahwa banyak menolong orang itu membuat bahagia. Mengapa? Karena dengan begitu orang jadi menemukan misi hidup,” lanjut Zohar yang mengedepankan Got Spot tersebut.. (Danah Zohar, dan Ian Mashall,  Spiritual Intelligence, The Ultimate Intelligence, Bloomsbury Publishing Plc, London, 2000).


2.      God Spot ( Titik Tuhan ) Pada Otak Manusia

Otak Manusia terdiri dari milyaran sel otak yang disebut neuron. Setiap neuron saling berkomunikasi dengan memancarkan gelombang listrik. Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron dalam otak inilah yang disebut "gelombang otak" atau brainwave. Jadi yang disebut gelombang otak adalah "arus listrik" yang dikeluarkan oleh otak. Apabila otak tidak lagi mengeluarkan gelombang otak, maka kita tahu bahwa otak tersebut sudah mati.

Gelombang otak bisa diukur dengan peralatan Electroencephalograph (EEG). Diketahui bahwa frekuensi gelombang otak yang dihasilkan oleh neuron bervariasi antara 0-30 Hz dan digolongkan menjadi gelombang delta, theta, alpha dan beta. Setiap gelombang punya karakteristik yang berbeda-beda serta menandakan kondisi mental seseorang.

Berikut ini 3 jenis gelombang otak yang umumnya ada pada setiap manusia :
a. Gelombang Alpha: Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi
Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk perenungan, memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas kita.

b. Gelombang Beta: Waspada, Konsentrasi.
Kondisi gelombang otak Beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis dan penyusunan informasi, membuat koneksi, dan menghasilkan solusi  serta ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk ujian, persiapan presentasi, atau aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi.

c.  Gelombang Theta: Spiritual, Religius, Relaksasi mendalam, Meditasi,
Peningkatan Memori Lebih lambat dari Beta, kondisi gelombang otak Theta (4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Tanda-tandanya napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang sedang diambang tidur, beberapa orang juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave) ini saat trance, hypnosis, meditasi dalam, berdoa, menjalani ritual agama dengan khusyu. Orang yang mampu mengalirkan energi chi, prana atau tenaga dalam, juga atau juga sering dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar. Frekuensi Theta ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi “senjakala” (twilight) dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan, kebutuhan kurang tidur, meningkatkan kreativitas dan pembelajaran.
Dengan latihan, kita dapat memanfaatkan Gelombang Otak (Brainwave) Theta untuk tujuan yang lebih besar, yaitu memasuki kondisi meditasi yang sangat dalam, namun,  biasanya begitu Anda telah mencapai theta, Anda menjadi mudah tertidur. Disinilah alasan bahwa gelombang Alpha adalah keadaan utama untuk pemrograman pikiran bawah sadar Anda. Jika Anda ingin bereksperimen dengan meditasi melalui Gelombang Otak (Brainwave) theta, duduklah tegak untuk tetap sadar dan mencegah dari tertidur.
Dengan gelombang ini, kita terhubung pada otak bawah sadar. Theta adalah pusat kreatif manusia, maka ketika kita sedang mimpi betapa kreatif mimpi kita dan penuh dengan kompleksitas emosional.



3. God Spot (Titik Tuhan) Dalam Pandangan Islam


إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًۭا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang – orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat – ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” (Q.S Al Anfaal 8 : 2)

ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَٰبًۭا مُّتَشَٰبِهًۭا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu ayat ayatnya) lagi berulang ulang, gemetarlah karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.”(Q.S Az Zumar :23).
Dilihat dari ayat itu ternyata yang namanya God spot itu tidak hanya dari otak saja tapi dari seluruh tubuh, otak itu hanya perangsang saja mulai dari otak menyebar ke seluruh tubuh sampai bergetar kulit kulit arinya. Hubungannya, setiap manusia mempunyai DNA yang dimana DNA manusia tersebut bergetar bergerak dan apabila kita dengarkan dengan alat yang sensitif sekali maka akan terdengar bunyi dan bunyinya itu seperti zikir, seperti apabila kita berdzikir suaranya akan cenderung monoton dan ternyata seluruh anggota tubuh kita itu berdzikir dan mereka itu betul – betul mengikuti perintah Allah, contoh yang sederhana adalah jantung, apakah kita itu dapat mengendalikan jantung mungkin dengan teknik tertentu bisa tapi kalau kata orang normal kalau di hentikan bisa mati karena tidak ada suplai oksigen ke otak.
Kemudian pergerakan selnya itu bergerak seperti tali dan apabila kita dengarkan mereka itu berdzikir dengan cara mereka sendiri ada yang bilang seperti musik klasik ada yang bilang seperti rock. Saya pernah punya pasien yang apabila tubuhnya capai akan berbunyi seperti musik klasik dan ternyata kulit tubuh akan merekam dan ternyata god spot itu tidak hanya satu titik di otak tubuh tapi di seluruh tubuh orang bilang god spot itu hanya di otak karena otak itu berfungsi hanya 2,5 persen jika yang aktif 100 persen maka orang itu tidak akan seperti sekarang.
Allah menciptakan manusia itu sempurna apabila sel otak manusia itu aktif bayangkan ketika Nabi Adam As diberi ilmu pengetahuan oleh Allah sehingga malaikat itu “minder” (Q.S. Al Baqarah 30-33) dan apabila kapasitas sel otak manusia aktif semua bukan mustahil, tidak ada rahasia alam yang rahasia lagi, semua bakal terkuak dan rahasia petunjuk Al Qur'an pun akan terkuak. Bagaimana caranya kita mengaktifkan sel otak itu dan mungkin kita bahas nanti alatnya, mengaktifkan sel otak manusia secara alami.
Kecenderungan sifat manusia adalah mencari kesenangan padahal manusia di ciptakan untuk ibadah (Q.S. Adz Dzariyat 56) dan kadang – kadang manusia lupa, sehingga cenderung berpendapat jika ibadah itu mesti senang padahal yang namanya kemajuan itu didapatkan dengan susah tidak pernah didapat dengan kesenangan, padahal namanya kemajuan harus melewati gemblengan, latihan sulit dan kesusahan. Manusia cenderung sering memanjakan tubuhnya sehingga membuat sel otak menjadi aktif semakin sulit. Ada dengan cara latihan ini dan itu tapi akhirnya mereka jenuh…dan tidak berkembang.

Wajilat kulubuhum yang artinya merinding, pada jaringan kulit pun ada yang merinding, disurat Az Zumar 23 yang dimaksud dengan kulit – kulit yang takut dengan Tuhannya, orang orang yang tidak takut dengan Tuhannya mungkin tidak peduli dibaca ayat Al Qur’an tidak peduli. Dan di setiap tubuh ada god spot, walaupun di orang atheis kecenderungan manusia untuk mencari yang lebih superior mencari pegangan mencari mahluk yang lebih kuat dari dirinya mencari kekuatan yang lebih dari dirinya mencari yang menciptakan dirinya dan hal ini yang menyebabkan adanya animisme dan dinamisme bahwa itu membuktikan mereka mencari Tuhan. Dan yang namanya mencari Allah itu itu sebetulnya setiap otak itu sudah memprogramkan, ada kerinduan kepada sang khalik dan pada dasarnya setiap menusia itu mencari perlindungan apapun itu yang melindungi dan membuat mereka selamat apapun agamanya.

4. Kaedah Kajian “God Spot”

Sebelum kajian ini dijalankan, pa­ra penderita epileps (temporal lobe epilepsy) melaporkan bahawa mereka begitu kuat mengingati Tuhan stelah serangan kejang terjadi. Mereka mengaku bahwa mereka merasa lebih dekat dengan Tuhan dan seolah olah mendapat petunjuk saat mereka berada dalam kondisi tidak sadarkan diri. Situasi tersebut telah menarik minat peneliti sampai membawa kepada penelitian tentang ‘God Spot’.

Penelitian ini telah melibatkan dua kelompok manusia sebagai tujuan perbandingan penelitian. Kelompok pertama merupakan pasien kejang dan yang kedua adalah golongan yang beragama misalnya pendeta, biarawati, sami Budda dan termasuk alim ulama dari agama Islam. Penelitian dilakukan dengan metode teknis mereka yaitu EEG, fMRI dan PET Scan.


            Saat sedang diuji, reaksi otak mereka telah dicatat. Para testimoni ini telah ditampilkan serangkaian kata yang merujuk kepada agama dan ketuhanan sepanjang penelitian. Hasilnya, para pasien epilepsi dan kelompok agama yang menunjukkan reaksi saraf yang sama sebaik mereka memikirkan tentang Tuhan dan kepercayaan. Dengan kata lain, ‘God Spot’ bertindak sama seperti antena yang memandu kita untuk berpikir tentang ketuhanan.
Hasil kajian akhirnya mendapati ti­dak kiralah sama ada seseorang itu per­caya kepada agama maupun tidak, ia sebenarnya bergantung kepada sejauh mana saraf ini digunakan dan dikem­bangkan. Dengan itu, ketika manusia melangkahkan kaki ke tempat ibadah yang suci apakah masjid atau gereja, perasaan ingin menghambakan diri dan ingin menjunjung Tuhan selalu mengisi hati mereka. Beberapa ilmuwan mengatakan itulah tindakan ‘God Spot, atau pusat spiritual yang terkandung di dalam otak manusia.
Tuhan meletakkan saraf ‘God Spot’ di dalam otak manusia kerana itu adalah pilihan-Nya sebagai salah satu cara un­tuk Dia berhubungan dengan hamba-Nya. Dan kita sebagai hamba boleh mem­perkembangkan lagi saraf ini jika kita mau lebih mengenali dan memahami tentang kekuasaan Tuhan. Memetik inspirasi daripada ayat Al­Quran, Dr-Suraiya menjelaskan baha­wa ‘God Spot’ haruslah diperkembang­kan dengan sempurna bagi mereka yang mencintai agama. Manakala bagi mereka yang tidak mau mengembangkan fungsi saraf ‘God Spot’ ini, mereka akan dikatakan sebagai TUli, bodoh dan bu­ta ‘Summun Bukmunn Ummyunn’.

 Allah swt berfirman:
            Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (Surah Al A’raf ayat 172)

5. Cara Melatih God Spot Untuk Mendukung Kehidupan Menjadi Semakin Lebih Baik

Agar GOD SPOT ( titik Tuhan ) bisa mendukung kehidupan kita hingga hidup kita bisa senantiasa menjadi semakin lebih baik, maka perlu setiap saat kita mengamalkan hal  berikut ini:
1.      Berprasangkalah baik kepada orang lain, dan hindari selalu berprasangka buruk.
2.      Berprinsiplah selalu kepada Allah Yang Maha Abadi.
3.      Berfikirlah merdeka, bebaskan diri dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran.
4.      Dengarlah suara hati, berpeganglah prinsip karena Allah.
5.      Periksa pikiran anda terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu, janganlah melihat sesuatu karena pikiran anda, tetapi lihatlah sesuatu karena apa adanya.
6.      Ingatlah bahwa segala ilmu pengetahuan itu bersumber dari Allah SWT.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat Bagi orang orang yang beriman ketika mendengarkan ayat ayat Allah akan menggetarkan titik Tuhan yang ada di otaknya karena titik otak itu bergetar karena ada kesatuan antara otak dan seluruh tubuh maka seluruh tubuh pun bergetar berarti dapat ditarik kesimpulan kalau seluruh tubuh itu god spot. God spot Allah itu ada di tubuh manusia, berarti ruh itu unsur Allah. God Spot merupakan kecerdasan spiritual yang telah tertanam dalam diri setiap insan ciptaan-Nya(built in).
Tuhan meletakkan saraf ‘God Spot’ di dalam otak manusia kerana itu adalah pilihan-Nya sebagai salah satu cara un­tuk Dia berhubungan dengan hamba-Nya. Dan kita sebagai hamba boleh mem­perkembangkan lagi saraf ini jika kita mau lebih mengenali dan memahami tentang kekuasaan Tuhan.
Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi berpeluang menjadi servant leader. Orang ini sangat responsif dalam menggiring orang lain kearah visi dan nilai yang lebih tinggi, dan memberikan keteladanan menerapkan visi dan nilai tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

 

Agustian, Ary Ginanjar, 2001, Rahasia Sukses Membangun ESQ Power Sebuah Inner Journey
Melalui Ihsan. Jakarta: Penerbit Arga, cet. 2 2002,
Al Mishri, Muhammad Abdul Hadi, 1992. Manhaj Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Menurut
Pemahaman Ulama Salaf. Jakarta: Gema Insani Press.
Naution, Ahmad Taufik, 2009. Melejit SQ dengan Prinsip Asmaul Husna. Jakarta: Gramedia.
Ian Marshal, Danah Zohar, 2001. SQ, Kecerdasan Spiritual. Bandung: Mizan.

Naution, Ahmad Taufik, 2009.Melejit SQ dengan Prinsip Asmaul Husna. Jakarta: Gramedia.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2014 Dunia Students