Sanitasi Makanan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia
yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar
bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food
include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or
preparedform, wich are part of human diet.” Batasan makanan tersebut tidak
termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk tujuan
pengobatan.
Karena pentingnya makanan bagi tubuh kita maka hendaknya
perlu untuk menjaga hygiene dan sanitasi makanan tersebut agar dapat kita
konsumsi secara sehat dan tidak menimbulkan penyakit bagi tubuh kita.
B.
Tujuan Instruksional umum
Setelah dilaksanakan diskusi, pembuatan
makalah dan dipresentasikannya makalah sanitasi makanan, diharapkan
mahasiswa /
mahasiswi memahami tentang sanitasi makanan.
C. Tujuan Instruksional khusus
Diharapkan mahasiswa
/ mahasiswi memahami tentang :
1. Pengertian Higiene dan sanitasi makanan
2. Tujuan sanitasi makanan
3. Kriteria makanan yang layak untuk
dikonsumsi
4. Cara pengelolaan makanan
5. Macam-macam pengawetan makanan
6. Sanitasi makanan dalam kaleng (Canned
Food Sanitation)
7. Sanitasi susu
8. Sanitasi daging
9. Sanitasi hasil laut dan sungai
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sanitasi Makanan
Pengertian higiene
menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi
kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang
bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. (Jurnal Sanitasi
Makanan, Sri Wahyuni ; 2009)
Sanitasi makanan
adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan
tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak
kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan,
sampai pada saat dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk
dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. (putra prabu word press;
2009)
Makanan yang sehat adalah makanan yang
bersih, tepat cara penyimpanan, penyajiannya dan pengolahanya atau
pembungkusnya benar serta harus di jaga untuk tetap sehat dalam arti
pengangkutan yang paling cocok serta pembungkusanya yang sesuai dengan
sifat-sifat makanan dengan memperhatikan kebersihan yang setiap saat harus
dilakukan. (pengantar sanitasi makanan. Lukman Sakono,Ph.D; 1986)
B.
Tujuan Sanitasi Makanan
untuk menjamin
keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan.
C.
Kriteria Makanan Yang Layak Untuk Dikonsumsi
Makanan yang dikonsumsi hendaknya
memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut layak untuk dimakan dan tidak
menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat
dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan (food borne illness). (Jurnal Sanitasi Makanan, Sri Wahyuni ;
2009)
D.
Cara Pengelolaan Makanan
Enam prinsip pengelolaan makanan yang
harus diperhatikan, yaitu :
1. Keadaan bahan
makanan
Semua
jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta kesegarannya
terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk atau rusak seperti
daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb. Bahan makanan yang
baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan perjalanan makanan
yang begirtu panjangdan melalui jaringan perdagangan yang begitu luas. Salah
satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baik adalah menghindari penggunaan
bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas karena kurang dapat
dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
2. Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi
oleh masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering
dan penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat
bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya dapat
terjaga.
Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hygiene sanitasi
makanan adalah sebagai berikut:
a.
Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang
bersih dan memenuhi syarat
b.
Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah
diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang,
terhindar dari lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar
disimpan pada suhu yang dingin
3. Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang
perlu mendapat perhatian Yaitu:
a.
Tempat pengolahan
makanan
Tempat
pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah, tempat pengolahan
ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang penting dalam proses
pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus
selalu terjaga dan diperhatikan.
b.
Tenaga pengolah
makanan / Penjamah Makanan
Penjamah
makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara langsung berhubungan
dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan,
pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam proses pengolahan makanan,
peran dari penjamah makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini
mempunyai peluang untuk menularkan penyakit.
Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus
ditularkan melalui hidung dan tenggorokan, kuman Clostridium perfringens,
Streptococcus, Salmonella dapat
ditularkan melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu
dalam keadan sehat dan terampil.
c.
Cara pengolahan
makanan
Cara
pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan
sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau
prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good
manufacturing practice).
4. Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat
penyajian atau penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi
kontaminasi baik dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan
harus utuh, kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang
lama harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C.
5. Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan
makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan
pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah
membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk
makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.
6. Cara penyajian makanan masak
Saat
penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut
terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan
bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga kesehatan
dan kebersihan pakaiannya. (Jurnal Sanitasi
Makanan, Sri Wahyuni ; 2009)
E.
Prinsip Prinsip Penjagaan Makanan Yang Sehat
Frizer
(1958) telah memberikan ringkasan tentang prinsip-prinsip penjagaan makanan
sebagai berikut :
1.
Pencegahan atau
penundaan terjadinya penguraiaan atau pemecahan susunan oleh dirinya sendiri
dari makanan :
a.
Dengan menghancurkan
atau membuat tidak giatnya enzin=m-enzim makanan, missal pemucatan.
b.
Dengan pemucatan atau
penundaan reaksi kimia, misalnya penggunaan suatu anti oksidan.
2.
Pencegahan atau
penundaan penguraian jasad renik :
a.
Pengawasan jasad
renik, misalnya suci hama
b.
Pelepasan atau
pembongkaran jasad renik, misalnya dengan penapisan.
c.
Dengan menghalangi
pertumbuhan dan kegiatan jasad renik mulai suhu rendah.
d.
Dengan membunuh jasad
renik, misalnya dengan cara pemanasan atau pemancaran sinar tertentu,
posteurisasi, dan pengalengan yang dapat menghancurkan jasad renik melalui
kekuatan panas.
3.
Pengatasan atas
kerusakan yang disebabkan oleh serangga, binatang, sebab-sebab mekanis dan
lain-lainnya. (putra prabu word press; 2009)
F.
Macam-Macam Pengawetan Makanan
1. Mendinginkan makanan
Cold
storage yaitu dengan membekukan bahan makanan yang diletakkan dalam suhu
-10ºC-0ºC. Bahan makanan dibekukan dengan suhu ini adalah daging dan ikan. Freezer,
yaitu mendinginkan bahan makanan pada suhu 0ºC, untuk bahan makanan seperti
susu, keju dan mentega..
2. Mengeringkan
Proses
pengeringan tidak merusak atau mengurangi nilai gizi yang terkandung dalam
bahan makanan, kecuali vitamin C yang hilang bersama air yang dikeringkan.
3. Mengasinkan
Bahan
makanan diberikan garam dengan maksud memperkecil kemungkinan hidup bakteri
yang memang sukar hidup pada konsentrasi garam yang tinggi. Dengan mengasinkan
bahan makanan, nilai makanan akan berkurang sedikit.
4. Memaniskan
Yang
digunakan adalah zat gula. Tujuannya untuk mempersulit hdup bakteri karena
bakteri sukar hidup pada konsentrasi gula yang tinggi.
5. Menambah beberapa zat kimia tertentu ;
a. Menambahkan difenil 100 ppm untuk
pengawetan jeruk segar
b. Menambahkan tetrasiklina sekitar 5 ppm
untuk mengawetkan ikan segar
c. Menambahkan tembaga karbonat sekitar 3
ppm untuk pengawetan buah pir segar.
d. Menambahkan asam sorbet sekitar 5 ppm
untuk pengawetan tepung dan keju. (Jurnal
Sanitasi Makanan, Sri Wahyuni ; 2009)
G. Sanitasi makanan dalam kaleng (Canned Food Sanitation)
Pada
umunya, makanan dalam kaleng mempunyai batas waktu berlakunya yang dicantumkan
pada etiket. Untuk mengetahui apakah makanan dalam kaleng itu masih baik atau
tidak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
Kaleng-kaleng yang sudah menggelembung, sebagai tanda bahwa makanan tidak baik lagi. Jika tutup kaleng sudah terlepas, sebaiknya makanan jangan dikonsumsi lagi. Kalau kaleng sudah bocor, makanan tidak boleh dimakan. (Sanitasi Makanan, Ain_jie ;2009)
Kaleng-kaleng yang sudah menggelembung, sebagai tanda bahwa makanan tidak baik lagi. Jika tutup kaleng sudah terlepas, sebaiknya makanan jangan dikonsumsi lagi. Kalau kaleng sudah bocor, makanan tidak boleh dimakan. (Sanitasi Makanan, Ain_jie ;2009)
.
H.
Sanitasi daging
Untuk
memelihara sanitasi daging ada beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan :
1. Hewan potong
Hewan
apapun yang akan diambil dagingnya, harus bebas dari penyakit, seperti TBC,
anthrax, dan cacing.
Untuk
mengetahui apakah hewan potong mempunyai penyakit dilakukan dua kali
pemeriksaan. Pemeriksaan sebelum dipotong. Hewan yang dicurigai menderita
penyakit, harus dipotong terpisah. Pemeriksaan setelah ternak dipotong yang
diperiksa biasanya kelenjar, jantung, alat-alat visceral, sebab alat-alat ini sering
sebagai tempat hidupnya bibit penyakit.
2. Rumah potong
Bangunan harus dibuat dari bahan yang kuat dan mudah
dibersihkan, tidak menjadi sarana berbagai serangga atau tikus, mempunyai
saluran limbah, mempunyai air bersih yang cukup dan mempunyai tempat pembuangan
sampah yang baik.
Orang yang melaksanakan pemotongan harus terjaga
kesehatannya.
Pisau dan alat-alat yang dipergunakan harus benar-benar bersih.
Pisau dan alat-alat yang dipergunakan harus benar-benar bersih.
3. Pemasaran
Kebersihan pasar daging haruslah terpelihara. Daging yang
dijual jangan dibiarkan terbuka dan batasi pembeli memegang daging agar tidak
terkontaminasi oleh kuman yang mungkin ada pada tangan pembeli tersebut.
Sebaiknya pasar dilengkapi dengan alat pendingin agar daging tidak cepat rusak.
Untuk mengetahui apakah daging masih berada dalam keadaan
baik, ada tiga hal yang perlu diperhatikan:
a. Warna daging
Daging
yang baik harus mempunyai warna sama antara bagian dalam dan bagian luar
daging.
b. Bau
Bau
daging adalah khas, sesuai dengan bau hewannya. Kalau ada proses pembusukan,
baunya akan berubah.
c. Konsistensi
Daging
yang baik mempunyai konsistensi, elastic bila ditekan, kalau dipegang terasa
basah kering. Artinya meskipun rasanya basah, tidak sampai membasahi tangan si
pemegang.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Makanan adalah adalah kebutuhan pokok manusia yang
dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar
bermanfaat bagi tubuh.
Sehat atau sakitnya diri kita salah satu faktor penyebab adalah dari makanan
yang kita makan.
Setelah membahas materi tentang sanitasi makanan maka
hendaknya kita dapat membedakan makanan yang sehat dan yang kurang sehat atau
bahkan makanan yang dapat membahayakan kesehatan diri kita pribadi atau orang
lain.
B.
Saran
Jadilah individu yang bersih
dan mengerti akan arti hidup sehat, baik dalam masyarakat maupun dalam
kehidupan dikeluarga ataupun diri sendiri .
0 komentar:
Post a Comment