Pembahasan Tentang GOD SPOT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Otak merupakan
organ yang sangat penting dan menakjubkan dalam tubuh manusia. Organ ini
berfungsi untuk mengendalikan sistem syaraf
pusat agar tubuh bisa bekerja dengan normal. Otak menjadi kajian yang
menarik bagi peneliti. Yang cukup menghebohkan adalah penemuan tentang adanya
titik Tuhan (God Spot) dalam di otak manusia. Apakah yang dimaksud dengan God
Spot atau titik Tuhan tersebut?
Sekelompok
ilmuan pakar syaraf dari Universitas
California San Diego, yang diketuai oleh Dr Ramachandran pada tahun 1997 melakukan
sebuah peneilitian yang disebut God Spot atau God Module. God Spot adalah salah
satu titik di dalam otak manusia yang berhubungan dengan Tuhannya. Dengan kata
lain, terdapat syaraf kecil di dalam otak manusia yang dapat merespon dari
aspek agama dan Ketuhanan.
Kecerdasan
spiritual (spiritual Quotient), pertama kali digagas oleh Danah Zohar dari
Harvard University dan Ian Marshall dari Oxford University. Pembuktian temuan
mereka secara ilmiah oleh Michael Persinger awal 1990-an dan oleh VS Rama Chandran
dan tim-nya dari California University, yang menemukan eksistensi God Spot
(Tiktik Tuhan) dalam otak manusia. God Spot sudah built-in sebagai pusat
spiritual yang terletak pada jaringan syaraf otak.
God Spot terletak di antara hubungan syaraf
dalam cuping-cuping temporal otak, melalui pengamatan terhadap otak dengan
topografi emisi, posisi pada daerah syaraf tersebut akan bersinar apa bila
subyek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan spriritual atau agama.
Rekasinya berbeda-beda dan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
(orang barat menyebut God, Islam menyebut Allah, dan lain-lain), aktifitas
cuping temporal ini selama bertahun-tahun dikaitkan dengan penampakan mistis
para penderita epilepsi dan pengguna obat LSD.
2. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengkaji konsep God Spot sebagaimana yang
dipahami oleh ESQ
2.
Untuk menjelaskan bagaimana sebenarnya pandangan
islam terhadap konsep God Spot
3. Manfaat Penulisan
1.
Meyumbangkan sedikit pengetahuan kepada
masyarakat tentang god spot atau titik tuhan
2.
Memberikan referensi kepada para mahasiswa
sebagai bahan mata kuliah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian God Spot
God Spot merupakan kecerdasan
spiritual yang telah tertanam dalam diri setiap insan ciptaan-Nya(built in).
God Spot sendiri menurut riset terpercaya terletak diantara jaringan syaraf dan
otak manusia .Oleh karena itu manusia selalu mencari makna hakiki dari
kebahagiaan dalam kehidupannya. God Spot juga merupakan Spiritual center
(Central Processor) yang tak mungkin bekerja dengan sempurna dengan konten dan
nilai yang menjangkau nilai-nilai ketuhanan. Konten yang dimaksud adalah Hati
dan keimanan sebagai konten utama , yang berisikan kejujuran ,amanah
,tanggungjawab ,visi ,kerjasama ,peduli ,keadilan ,dan disiplin serta taqwa
.Sedangkan nilai-nilai ini diibaratkan sebagai software yang menggerakkan 3
unsur kecerdasan manusia yaitu :
·
IQ (Intelegence Quotient) ,
·
EQ (Emotional Quotient) ,
·
SQ (Spiritual Quotient).
Hati adalah unsur penting dalam
kehidupan karena hati adalah sumber hidup dan pikiran sebagai quality
controlnya. Nah sejauh manakah Got Spot anda ?Itu tergantung dari iman sebagai
processor hati anda ,dan hati sebagai sebagai pusat hidup.
Menurut Danah Zohar, kecerdasan
spiritual (God Spot) adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri
kita yang berhubungan dengan kearifan diluar ego atau jiwa sadar. Untuk
mengetahui kapasitas spiritual intelligence (SI) seseorang, Zohar melakukan amatan pada
tema-tema berikut:
·
Kemampuan memberikan makna yang terinspirasi
oleh visi dan nilai dan nilai
·
Fleksibilitas dalam adaptasi spontan, kesadaran
diri (self-awareness),
·
Kemampuan menghadapi dan mengatasi penderitaan,
·
Kemampuan mengatasi kenyerian, rasa sakit
·
Keengganan untuk berbuat yang menyebabkan
kerugian yang tidak perlu;
·
Kecenderungan untuk melihat segala sesuatu
secara holistik;
·
Pencarian jawaban yang fundamental atas
pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana?”,
·
Kemampuan menjelaskan segala sesuatu yang lebih
fundamental dan transendental.
Dan hal-hal yang menjadikan
seseorang yang dalam psikologi disebut debagai field independence.
Menurut Zohar-Marshal, seseorang
yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi berpeluang menjadi servant leader.
Orang ini sangat responsif dalam menggiring orang lain kearah visi dan nilai
yang lebih tinggi, dan memberikan keteladanan menerapkan visi dan nilai
tersebut.
“Bisa saja seorang ateis malah
memiliki kecerdasan spiritual tinggi. Banyak orang menjadi ateis bukan karena
argumentasi rasional tapi karena tingkah laku para pemeluk agama yang
mengecewakan mereka. Misalnya, melihat orang-orang beragama yang tidak bisa
menghargai perbedaan pendapat, merasa paling benar, dan suka menghakimi orang
lain,” kata Zohar.
“Tidak mempersoalkan Tuhan, tapi
berbuat kebaikan kepada orang banyak, adalah ciri orang yang cerdas spiritual
juga. Sekarang baru terbukti secara psikologis bahwa banyak menolong orang itu
membuat bahagia. Mengapa? Karena dengan begitu orang jadi menemukan misi
hidup,” lanjut Zohar yang mengedepankan Got Spot tersebut.. (Danah Zohar, dan
Ian Mashall, Spiritual Intelligence, The
Ultimate Intelligence, Bloomsbury Publishing Plc, London, 2000).
2. God Spot ( Titik Tuhan ) Pada Otak Manusia
Otak Manusia terdiri dari milyaran
sel otak yang disebut neuron. Setiap neuron saling berkomunikasi dengan
memancarkan gelombang listrik. Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron
dalam otak inilah yang disebut "gelombang otak" atau brainwave. Jadi
yang disebut gelombang otak adalah "arus listrik" yang dikeluarkan
oleh otak. Apabila otak tidak lagi mengeluarkan gelombang otak, maka kita tahu
bahwa otak tersebut sudah mati.
Gelombang otak bisa diukur dengan
peralatan Electroencephalograph (EEG). Diketahui bahwa frekuensi gelombang otak
yang dihasilkan oleh neuron bervariasi antara 0-30 Hz dan digolongkan menjadi
gelombang delta, theta, alpha dan beta. Setiap gelombang punya karakteristik yang
berbeda-beda serta menandakan kondisi mental seseorang.
Berikut ini 3
jenis gelombang otak yang umumnya ada pada setiap manusia :
a. Gelombang
Alpha: Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi
Gelombang otak Alpha (8-13 Hz)
sangat kontras dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong
aliran energi kreativitas dan perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak
Alpha ideal untuk perenungan, memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak
sebagai gerbang kreativitas kita.
b. Gelombang
Beta: Waspada, Konsentrasi.
Kondisi gelombang otak Beta (13-30
Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak
Anda akan mudah melakukan analisis dan penyusunan informasi, membuat koneksi,
dan menghasilkan solusi serta ide baru.
Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk ujian,
persiapan presentasi, atau aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi dan
kewaspadaan tinggi.
c. Gelombang Theta: Spiritual, Religius,
Relaksasi mendalam, Meditasi,
Peningkatan Memori Lebih lambat dari
Beta, kondisi gelombang otak Theta (4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada
tidur ringan. Tanda-tandanya napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang
sedang diambang tidur, beberapa orang juga menghasilkan Gelombang Otak
(Brainwave) ini saat trance, hypnosis, meditasi dalam, berdoa, menjalani ritual
agama dengan khusyu. Orang yang mampu mengalirkan energi chi, prana atau tenaga
dalam, juga atau juga sering dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar.
Frekuensi Theta ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan pengingatan kembali
memori yang telah lama. Kondisi “senjakala” (twilight) dapat digunakan untuk
menuju meditasi yang lebih dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara
keseluruhan, kebutuhan kurang tidur, meningkatkan kreativitas dan pembelajaran.
Dengan latihan, kita dapat
memanfaatkan Gelombang Otak (Brainwave) Theta untuk tujuan yang lebih besar,
yaitu memasuki kondisi meditasi yang sangat dalam, namun, biasanya begitu Anda telah mencapai theta,
Anda menjadi mudah tertidur. Disinilah alasan bahwa gelombang Alpha adalah
keadaan utama untuk pemrograman pikiran bawah sadar Anda. Jika Anda ingin
bereksperimen dengan meditasi melalui Gelombang Otak (Brainwave) theta,
duduklah tegak untuk tetap sadar dan mencegah dari tertidur.
Dengan gelombang ini, kita terhubung
pada otak bawah sadar. Theta adalah pusat kreatif manusia, maka ketika kita
sedang mimpi betapa kreatif mimpi kita dan penuh dengan kompleksitas emosional.
3. God Spot (Titik Tuhan) Dalam Pandangan Islam
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ
ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ
إِيمَٰنًۭا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya
orang – orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat – ayat-Nya,
bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.”
(Q.S Al Anfaal 8 : 2)
ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ ٱلْحَدِيثِ كِتَٰبًۭا
مُّتَشَٰبِهًۭا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ
ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ
يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ
“Allah
telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur’an yang serupa (mutu
ayat ayatnya) lagi berulang ulang, gemetarlah karenanya kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah niscaya tak ada
baginya seorang pemimpinpun.”(Q.S Az Zumar :23).
Dilihat dari ayat itu ternyata yang
namanya God spot itu tidak hanya dari otak saja tapi dari seluruh tubuh, otak
itu hanya perangsang saja mulai dari otak menyebar ke seluruh tubuh sampai
bergetar kulit kulit arinya. Hubungannya, setiap manusia mempunyai DNA yang
dimana DNA manusia tersebut bergetar bergerak dan apabila kita dengarkan dengan
alat yang sensitif sekali maka akan terdengar bunyi dan bunyinya itu seperti
zikir, seperti apabila kita berdzikir suaranya akan cenderung monoton dan
ternyata seluruh anggota tubuh kita itu berdzikir dan mereka itu betul – betul mengikuti
perintah Allah, contoh yang sederhana adalah jantung, apakah kita itu dapat
mengendalikan jantung mungkin dengan teknik tertentu bisa tapi kalau kata orang
normal kalau di hentikan bisa mati karena tidak ada suplai oksigen ke otak.
Kemudian pergerakan selnya itu
bergerak seperti tali dan apabila kita dengarkan mereka itu berdzikir dengan
cara mereka sendiri ada yang bilang seperti musik klasik ada yang bilang
seperti rock. Saya pernah punya pasien yang apabila tubuhnya capai akan
berbunyi seperti musik klasik dan ternyata kulit tubuh akan merekam dan
ternyata god spot itu tidak hanya satu titik di otak tubuh tapi di seluruh
tubuh orang bilang god spot itu hanya di otak karena otak itu berfungsi hanya
2,5 persen jika yang aktif 100 persen maka orang itu tidak akan seperti
sekarang.
Allah menciptakan manusia itu
sempurna apabila sel otak manusia itu aktif bayangkan ketika Nabi Adam As
diberi ilmu pengetahuan oleh Allah sehingga malaikat itu “minder” (Q.S. Al
Baqarah 30-33) dan apabila kapasitas sel otak manusia aktif semua bukan
mustahil, tidak ada rahasia alam yang rahasia lagi, semua bakal terkuak dan
rahasia petunjuk Al Qur'an pun akan terkuak. Bagaimana caranya kita
mengaktifkan sel otak itu dan mungkin kita bahas nanti alatnya, mengaktifkan
sel otak manusia secara alami.
Kecenderungan sifat manusia adalah
mencari kesenangan padahal manusia di ciptakan untuk ibadah (Q.S. Adz Dzariyat
56) dan kadang – kadang manusia lupa, sehingga cenderung berpendapat jika
ibadah itu mesti senang padahal yang namanya kemajuan itu didapatkan dengan
susah tidak pernah didapat dengan kesenangan, padahal namanya kemajuan harus
melewati gemblengan, latihan sulit dan kesusahan. Manusia cenderung sering
memanjakan tubuhnya sehingga membuat sel otak menjadi aktif semakin sulit. Ada
dengan cara latihan ini dan itu tapi akhirnya mereka jenuh…dan tidak
berkembang.
Wajilat kulubuhum yang artinya
merinding, pada jaringan kulit pun ada yang merinding, disurat Az Zumar 23 yang
dimaksud dengan kulit – kulit yang takut dengan Tuhannya, orang orang yang
tidak takut dengan Tuhannya mungkin tidak peduli dibaca ayat Al Qur’an tidak
peduli. Dan di setiap tubuh ada god spot, walaupun di orang atheis
kecenderungan manusia untuk mencari yang lebih superior mencari pegangan
mencari mahluk yang lebih kuat dari dirinya mencari kekuatan yang lebih dari
dirinya mencari yang menciptakan dirinya dan hal ini yang menyebabkan adanya
animisme dan dinamisme bahwa itu membuktikan mereka mencari Tuhan. Dan yang
namanya mencari Allah itu itu sebetulnya setiap otak itu sudah memprogramkan,
ada kerinduan kepada sang khalik dan pada dasarnya setiap menusia itu mencari
perlindungan apapun itu yang melindungi dan membuat mereka selamat apapun
agamanya.
4. Kaedah Kajian “God Spot”
Sebelum kajian ini dijalankan, para
penderita epileps (temporal lobe epilepsy) melaporkan bahawa mereka begitu kuat
mengingati Tuhan stelah serangan kejang terjadi. Mereka mengaku bahwa mereka
merasa lebih dekat dengan Tuhan dan seolah olah mendapat petunjuk saat mereka
berada dalam kondisi tidak sadarkan diri. Situasi tersebut telah menarik minat
peneliti sampai membawa kepada penelitian tentang ‘God Spot’.
Penelitian ini telah melibatkan dua
kelompok manusia sebagai tujuan perbandingan penelitian. Kelompok pertama
merupakan pasien kejang dan yang kedua adalah golongan yang beragama misalnya
pendeta, biarawati, sami Budda dan termasuk alim ulama dari agama Islam.
Penelitian dilakukan dengan metode teknis mereka yaitu EEG, fMRI dan PET Scan.
Saat
sedang diuji, reaksi otak mereka telah dicatat. Para testimoni ini telah
ditampilkan serangkaian kata yang merujuk kepada agama dan ketuhanan sepanjang
penelitian. Hasilnya, para pasien epilepsi dan kelompok agama yang menunjukkan
reaksi saraf yang sama sebaik mereka memikirkan tentang Tuhan dan kepercayaan.
Dengan kata lain, ‘God Spot’ bertindak sama seperti antena yang memandu kita
untuk berpikir tentang ketuhanan.
Hasil kajian akhirnya mendapati
tidak kiralah sama ada seseorang itu percaya kepada agama maupun tidak, ia
sebenarnya bergantung kepada sejauh mana saraf ini digunakan dan dikembangkan.
Dengan itu, ketika manusia melangkahkan kaki ke tempat ibadah yang suci apakah
masjid atau gereja, perasaan ingin menghambakan diri dan ingin menjunjung Tuhan
selalu mengisi hati mereka. Beberapa ilmuwan mengatakan itulah tindakan ‘God
Spot, atau pusat spiritual yang terkandung di dalam otak manusia.
Tuhan meletakkan saraf ‘God Spot’ di
dalam otak manusia kerana itu adalah pilihan-Nya sebagai salah satu cara untuk
Dia berhubungan dengan hamba-Nya. Dan kita sebagai hamba boleh
memperkembangkan lagi saraf ini jika kita mau lebih mengenali dan memahami
tentang kekuasaan Tuhan. Memetik inspirasi daripada ayat AlQuran, Dr-Suraiya
menjelaskan bahawa ‘God Spot’ haruslah diperkembangkan dengan sempurna bagi
mereka yang mencintai agama. Manakala bagi mereka yang tidak mau mengembangkan
fungsi saraf ‘God Spot’ ini, mereka akan dikatakan sebagai TUli, bodoh dan
buta ‘Summun Bukmunn Ummyunn’.
Allah swt berfirman:
Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)” (Surah Al A’raf ayat 172)
5. Cara Melatih God Spot Untuk Mendukung Kehidupan Menjadi Semakin Lebih Baik
Agar GOD SPOT ( titik Tuhan ) bisa
mendukung kehidupan kita hingga hidup kita bisa senantiasa menjadi semakin
lebih baik, maka perlu setiap saat kita mengamalkan hal berikut ini:
1.
Berprasangkalah baik kepada orang lain, dan
hindari selalu berprasangka buruk.
2.
Berprinsiplah selalu kepada Allah Yang Maha
Abadi.
3.
Berfikirlah merdeka, bebaskan diri dari
pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran.
4.
Dengarlah suara hati, berpeganglah prinsip
karena Allah.
5.
Periksa pikiran anda terlebih dahulu sebelum menilai
segala sesuatu, janganlah melihat sesuatu karena pikiran anda, tetapi lihatlah
sesuatu karena apa adanya.
6.
Ingatlah bahwa segala ilmu pengetahuan itu
bersumber dari Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat Bagi orang orang yang beriman ketika mendengarkan ayat ayat
Allah akan menggetarkan titik Tuhan yang ada di otaknya karena titik otak itu
bergetar karena ada kesatuan antara otak dan seluruh tubuh maka seluruh tubuh
pun bergetar berarti dapat ditarik kesimpulan kalau seluruh tubuh itu god spot.
God spot Allah itu ada di tubuh manusia, berarti ruh itu unsur Allah. God Spot
merupakan kecerdasan spiritual yang telah tertanam dalam diri setiap insan
ciptaan-Nya(built in).
Tuhan
meletakkan saraf ‘God Spot’ di dalam otak manusia kerana itu adalah pilihan-Nya
sebagai salah satu cara untuk Dia berhubungan dengan hamba-Nya. Dan kita
sebagai hamba boleh memperkembangkan lagi saraf ini jika kita mau lebih
mengenali dan memahami tentang kekuasaan Tuhan.
Seseorang
yang memiliki kecerdasan spiritual tinggi berpeluang menjadi servant leader.
Orang ini sangat responsif dalam menggiring orang lain kearah visi dan nilai
yang lebih tinggi, dan memberikan keteladanan menerapkan visi dan nilai
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian,
Ary Ginanjar, 2001, Rahasia Sukses Membangun ESQ Power Sebuah Inner Journey
Melalui
Ihsan. Jakarta: Penerbit Arga, cet. 2 2002,
Al Mishri,
Muhammad Abdul Hadi, 1992. Manhaj Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Menurut
Pemahaman
Ulama Salaf. Jakarta: Gema Insani Press.
Naution,
Ahmad Taufik, 2009. Melejit SQ dengan Prinsip Asmaul Husna. Jakarta: Gramedia.
Ian Marshal,
Danah Zohar, 2001. SQ, Kecerdasan Spiritual. Bandung: Mizan.
Naution, Ahmad Taufik, 2009.Melejit SQ dengan Prinsip Asmaul Husna. Jakarta: Gramedia.
0 komentar:
Post a Comment